Daging Lokal Tak Mampu Penuhi Kebutuhan
Pemerintah lewat Bulog berencana akan mengimpor daging sapi dari Australia dan Selandia Baru sebanyak 3.000 ton untuk menstabilkan harga daging di dalam negeri yang belum stabil. Anggota Komisi VI DPR Atte Sugandi (F-PD) menilai, ini disebabkan pasokan daging dari dalam negeri sendiri belum mampu memenuhi kebutuhan daging sapi.
“Kenyataannya, daging lokal saja tidak bisa dipasok,” kata Atte yang dihubungi Parlementaria, Jumat (17/5). Karena kurangnya pasakon dari dalam negeri, akhirnya kita harus mengimpor. Menurut Atte, sebetulnya dalam peraturannya, daging impor hanya untuk industri, hotel, dan catering. Sementara daging lokal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di pasar-pasar tradisional
“Kita sudah lama tidak swasembada daging. Jadi, untuk memasok kebutuhan dalam negeri kita harus impor daging, antara lain dari New Zealand, Australia, bahkan Brazil.” Untuk mengendalikan harga daging di pasaran, lanjut Atte, Komisi VI dan Komisi IV kemungkinan nanti akan rapat gabungan. Apalagi, kita segera menghadapibulanpuasa dan lebaran.
“Jangan sampai daging melonjak naik. Jadi, harus distabilkan,” harap Atte. Tata niaga daging tampaknya harus dirapikan lagi. Kelemahan kita soal tata niaga daging ini, antara lain perbedaan data antara data BPS dan data Kementerian Pertanian sendiri. Dengan perbedaan data tersebut, distribusi pun tak tertata dan harga bisa ikut tak stabil. (mh)/foto:iwan armanias/parle.